Kandungan Lumpur Lapimdo Memiliki Nilai Ekonomis Yang Tinggi
saya akan menjelaskan tentang kandungan lumpur lapindo yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Lalu apa yang bisa kita lakukan dengan Lumpur Lapindo ini. Saya jadi teringat bahwa Daerah Jombang dan Mojokerto memproduksi yodium dan ditambang secara rakyat. Nach Formasi batuannya tampaknya sama hingga ke Sidoarjo khususnya titik Lumpur Lapindo. hipotesis tersebut ternyata dari salah satu penelitian yang telah dilakukan menyebutkan hal berikut:
"Kandungan bahan galian pada Lumpur Porong yang cukup menonjol yaitu iodium. Iodium pada padatan lumpur yang dianalisis di Laboratorium Kimia LIPI Bandung dan Laboratorium Pengawasan Obat dan Makanan Bandung diperoleh kisaran harga 568,54 – 6.254,87ppm.
Kandungan Iodium sebesar itu sangat ekonomis untuk diusahakan, sebagai bahan pembanding PT. Kimia Farma saat ini mengekstrak Iodium dari brine water dengan kandungan unsur Iodium sebesar 120 ppm.
Dengan estimasi sumber daya lumpur padat sebesar 46.153.500 ton, asumsi kadar iodium @ 2.500 ppm, terdapat sumber daya 115.383,750 ton iodium."
Saya coba kalikan dengan harga
pasar Yodium yaitu USD 60-100/Kg. Kita ambil paling murah USD 60/kg. Total
Nilai Potensi Yodium adalah USD 6.923.025.000 atau Rp 63 Trilyun, sementara
nilai cicilan Bakrie ke Masyarakat sekitar Rp-3-8 Trilyun.
Belum termasuk Logam Tanah Jarang yang saat ini diperebutkan dan diributkan oleh Internasional. Logam tanah jarang (LTJ) merupakan unsur yang terletak di dalam golongan lantanida dan termasuk tiga unsur tambahan yaitu Yttrium, Thorium dan Scandium kemudian Lanthanum, Cerium, Neodymium serta beberapa lainnya. Logam Tanah Jarang juga bersifat tidak tergantikan. Hal ini disebabkan sifat Logam Tanah Jarang yang unik. Sehingga sampai saat ini, tidak ada material lain yang mampu menggantikannya. Jika ada, kemampuan yang dihasilkan tidak sebaik material logam tanah jarang. Sifat logam tanah jarang yang digunakan sebagai material berteknologi tinggi dan belum ada penggantinya, membuat logam tanah jarang manjadi material yang vital,
Dalam aplikasi metalurgi, penambahan logam tanah jarang digunakan dalam pembuatan Baja High Strength, low alloy (HSLA), baja karbon tinggi, superalloy, stainless steel. Karena logam tanah jarang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kemampuan material berupa kekuatan, kekerasan dan peningkatan ketahanan terhadap panas. Contohnya pada penambahan logam tanah jarang dalam bentuk additif atau alloy pada paduan magnesiaum dan alumunium, maka kekuatan dan kekerasan paduan tersebut akan meningkat dengan signifikan.
Pemanfaatan logam tanah jarang yang lain berupa pelat armor, korek gas otomatis, lampu keamanan di pertambangan, perhiasan, cat, lem. Untuk instalasi nuklir, logam tanah jarang digunakan dalam detektor nuklir dan pengkounter, rod kontrol nuklir.
Berarti Potensi Nilai Ekonomis Lumpur Lapindo sangat Tinggi dan strategis.
Dari salah satu informasi dari kolega yang saya dapat, bahwa Jepang dan Amerika serta beberapa negara Eropa serta China (bisa dilihat bagaimana akrabnya Indonesia saat G-20 dan beberapa High Level Meeting terakhir) sangat menginginkan material yang ada pada Lumpur Lapindo hanya saja kalau dibuat urusannya terlalu mudah maka deal tersebut bisa gak jalan. Karena masyarakat akan tahu dan tentunya terjadi gejolak sosial.
Salah satunya perusahaan tersebut akan memanfaatkan Lithium yang terdapat di sana sebagai bahan baku batere performa tinggi. Betapa tidak, menurut hasil analisis dari Jepang, Wataru Tanikawa menyebutkan bahwa kandungan lumpur Lapindo banyak mengandung litium. Artinya, jika luberan lumpur itu bisa dimanfaatkan, akan menghasilkan baterai yang cocok untuk mobil-mobil ramah lingkungan.
Wataru merupakan peneliti dari Japanese Research Institute, telah menganalisa selama lima tahun kandungan lumpur Lapindo. Dia meyakini, kandungan litium dari perut bumi yang keluar dan memenuhi area di Porong, Sidoarjo itu sangat besar.
Belum termasuk Logam Tanah Jarang yang saat ini diperebutkan dan diributkan oleh Internasional. Logam tanah jarang (LTJ) merupakan unsur yang terletak di dalam golongan lantanida dan termasuk tiga unsur tambahan yaitu Yttrium, Thorium dan Scandium kemudian Lanthanum, Cerium, Neodymium serta beberapa lainnya. Logam Tanah Jarang juga bersifat tidak tergantikan. Hal ini disebabkan sifat Logam Tanah Jarang yang unik. Sehingga sampai saat ini, tidak ada material lain yang mampu menggantikannya. Jika ada, kemampuan yang dihasilkan tidak sebaik material logam tanah jarang. Sifat logam tanah jarang yang digunakan sebagai material berteknologi tinggi dan belum ada penggantinya, membuat logam tanah jarang manjadi material yang vital,
Dalam aplikasi metalurgi, penambahan logam tanah jarang digunakan dalam pembuatan Baja High Strength, low alloy (HSLA), baja karbon tinggi, superalloy, stainless steel. Karena logam tanah jarang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kemampuan material berupa kekuatan, kekerasan dan peningkatan ketahanan terhadap panas. Contohnya pada penambahan logam tanah jarang dalam bentuk additif atau alloy pada paduan magnesiaum dan alumunium, maka kekuatan dan kekerasan paduan tersebut akan meningkat dengan signifikan.
Pemanfaatan logam tanah jarang yang lain berupa pelat armor, korek gas otomatis, lampu keamanan di pertambangan, perhiasan, cat, lem. Untuk instalasi nuklir, logam tanah jarang digunakan dalam detektor nuklir dan pengkounter, rod kontrol nuklir.
Berarti Potensi Nilai Ekonomis Lumpur Lapindo sangat Tinggi dan strategis.
Dari salah satu informasi dari kolega yang saya dapat, bahwa Jepang dan Amerika serta beberapa negara Eropa serta China (bisa dilihat bagaimana akrabnya Indonesia saat G-20 dan beberapa High Level Meeting terakhir) sangat menginginkan material yang ada pada Lumpur Lapindo hanya saja kalau dibuat urusannya terlalu mudah maka deal tersebut bisa gak jalan. Karena masyarakat akan tahu dan tentunya terjadi gejolak sosial.
Salah satunya perusahaan tersebut akan memanfaatkan Lithium yang terdapat di sana sebagai bahan baku batere performa tinggi. Betapa tidak, menurut hasil analisis dari Jepang, Wataru Tanikawa menyebutkan bahwa kandungan lumpur Lapindo banyak mengandung litium. Artinya, jika luberan lumpur itu bisa dimanfaatkan, akan menghasilkan baterai yang cocok untuk mobil-mobil ramah lingkungan.
Wataru merupakan peneliti dari Japanese Research Institute, telah menganalisa selama lima tahun kandungan lumpur Lapindo. Dia meyakini, kandungan litium dari perut bumi yang keluar dan memenuhi area di Porong, Sidoarjo itu sangat besar.
Hal yang perlu dipikirkan adalah adanya kejelasan Lumpur Lapindo itu milik
siapa, Kalau merujuk UUD 1945 pasal 33 maka Lumpur Lapindo dapat digunakan
untuk kesejahteraan rakyat dengan Nilai Potensi yang Tinggi. Jangan jadikan
rakyat sebagai obyek pembodohan dan kesengsaraan. Lumpur Lapindo dapat dikelola
sehingga rakyat tidak dirugikan dan negara mendapatkan pemasukan yang luar
biasa (jangan terus defiti seperti sekarang).
Kalau menggunakan perbankan internasional material yang ada bisa dijadikan sebagai guarantee, atau jaminan, atau kasarnya sebagai collateral guarantee. Belum lagi kalau dihitung berdasarkan future prospect dimana Investor di Wall Street sudah hijau matanya. Hasilnya sebagian dimanfaatkan untuk rakyat dan sebagian dimanfaatkan sebagai investasi pendirian industri untuk pemprosesan Lumpur Lapindo. Jangansampai Lumpur Lapindo jatuh ke tangan yang salah, sepenuhnya dipegang negara kalau perlu dibentuk Badan khusus untuk pengelolaan Lumpur Lapindo.
Seperti lagu Chrisye: "Badai Pasti Berlalu", tinggal bagaimana yang perlu dailakukan setelah badai itu berlalu.
Kalau menggunakan perbankan internasional material yang ada bisa dijadikan sebagai guarantee, atau jaminan, atau kasarnya sebagai collateral guarantee. Belum lagi kalau dihitung berdasarkan future prospect dimana Investor di Wall Street sudah hijau matanya. Hasilnya sebagian dimanfaatkan untuk rakyat dan sebagian dimanfaatkan sebagai investasi pendirian industri untuk pemprosesan Lumpur Lapindo. Jangansampai Lumpur Lapindo jatuh ke tangan yang salah, sepenuhnya dipegang negara kalau perlu dibentuk Badan khusus untuk pengelolaan Lumpur Lapindo.
Seperti lagu Chrisye: "Badai Pasti Berlalu", tinggal bagaimana yang perlu dailakukan setelah badai itu berlalu.